19 Oktober 2008

Pemudik Keluhkan Kondisi Terboyo

BERITA
Semarang, 23 September 2008

Pemudik Keluhkan Kondisi Terboyo
Oleh Anindityo Wicaksono


BEBERAPA pemudik mengeluhan kondisi Terminal Terboyo Semarang yang kian kotor dan tak nyaman. Selain itu, hingga siang hari, masih terlihat sejumlah titik genangan limpasan air laut (rob) di areal pelataran parkir bus.

Menurut Sulaiman (28), pemudik tujuan Gresik, Jawa Timur, kemarin, kondisi ini menjadikan sebagian besar penumpang tak betah berlama-lama di terminal. Padahal, seharusnya terminal dapat menjadi tempat beristirahat bagi para penumpang. "Terutama yang kelelahan akibat menempuh perjalanan jauh," katanya.

Menurut pantauan, selain kotor, kios-kios dalam terminal juga terkesan tak teratur. Ruang tunggu tak nyaman karena panas dan sempit. Selain itu, limpasan rob pun masih terlihat menggenang di pelataran parkir bus, khususnya emplasemen bus jurusan selatan.

Menurut Kepala Terminal Terboyo Ganin Bimantoro, rencana peninggian sebanyak 20 cm untuk emplasemen bus jurusan selatan, baru akan dilaksanakan di pertengahan 2009. Hingga kini, peninggian baru selesai untuk emplasemen bus jurusan timur. "Untuk areal bus kota, proses pengerjaannya baru selesai 50 persen," katanya.

Menurut dia, genangan rob terjadi akibat belum ratanya permukaan jalan. "Permukaan tanah ambles antara 5-10 cm. Hal ini mulai terjadi sejak sekitar tahun 2000, ketika pembangunan industri mulai marak di sekitar terminal," ujarnya.

Dia mengakui, perbaikan infrastruktur yang tak kunjung selesai telah mengurangi kualitas pelayanan bagi masyarakat pengguna terminal. Keluhan yang sering diterimanya antara lain genangan rob, bau kurang sedap, hingga kerusakan jalan dan bangunan pendukung seperti ruang tunggu dan toilet umum.

Walau begitu, dia menganggap tudingan anggota komisi V DPR-RI Adjie Massaid yang menyatakan kondisi terminal jauh dari layak dan tidak memanusiakan manusia, terlalu berlebihan. Seperti diberitakan, hal ini dikemukakan Adjie ketika bersama anggota komisi V DPR meninjau kesiapan arus mudik dan arus balik di Terminal Terboyo, Mangkang, dan Stasiun Tawang, Sabtu (20/9).

Diakuinya, walau dari segi estetika dan kenyamanan, terminal masih perlu mendapat perhatian, fungsi utama pelayanan terminal seperti kelaikan jalan, kemanan, ketertiban tarif, serta kesiapan armada, selama ini telah cukup terpenuhi. "Tinggal dari mana kita memandang persoalan ini," katanya.

Menurut dia, tolok ukur keberhasilan utama fungsi terminal dalam angkuran Lebaran ada dua. Pertama tertib tarif, kedua tidak ada keluhan penelantaran penumpang di jalan oleh pengemudi bus.

Mangkang

Terpisah, pakar transportasi Djoko Setijowarno mengatakan, meski cenderung berlebihan, masukan dari anggota komisi V DPR ini patut menjadi perhatian pemerintah. "Selama ini, kesan kotor, tergenang rob, tidak nyaman, serta jalanan yang selalu macet, masih menjadi citra buruk Terminal Terboyo," ujarnya.

Menurut dia, pemerintah perlu melakukan inovasi bagi peningkatan kualitas pelayanan Terminal Terboyo. Dicontohkannya, karena udara daerah Terboyo panas, ruang tunggu terminal perlu diberi AC. "Selain itu, toilet umum pun harus bersih," katanya.

Pemkot bisa mencontoh pengelolaan di terminal induk Surabaya dan Purwokerto yang membaik setelah diserahkan pada pihak swasta yang profesional. Terbukti, lanjutnya, langkah ini mampu membuat terminal menjadi tempat yang lebih nyaman.

"Selain itu, seiring pelayanan meningkat, potensi pendapatan asli daerah (PAD) pun akan terdongkrak," ujar staf pengajar Tehnik Sipil Unika Soegijapranata Semarang ini.

Dia mengkhawatirkan Terboyo akan makin tak terurus ketika nantinya pembangunan Terminal Mangkang selesai. "Jangan sampai ketika Mangkang jadi, Terboyo ditinggalkan. Fungsinya penting untuk menunjang pelayanan transportasi. Jika Mangkang untuk jurusan ke barat, Terboyo ke timur," tuturnya.

0 komentar:

Posting Komentar