19 Oktober 2008

Menyusuri Asal-usul Lunpia Semarang

KULINER
Semarang, 18 September 2008

Menyusuri Asal-usul Lunpia Semarang
Oleh Anindityo Wicaksono

MENUNGGU PEMBELI: Purnomo Husodo (70), generasi ketiga lunpia Semarang,
tampak sedang menunggui pelanggan di kios miliknya. (FOTO: Anindityo Wicaksono)

KOTA Semarang dijuluki kota lunpia karena kekhasan lunpia miliknya yang tidak ditemui di daerah lain. Namun, tahukah Anda, sebelum dikenal luas masyarakat, lunpia berasal dari Tiongkok dan memiliki tradisi turun termurun keluarga?

Awalnya, lunpia pertama kali dibawa ke Semarang oleh pemuda Tiongkok, Jwa Dayu, pada tahun 1930. Sesuai kemampuan yang dia miliki, dia mengadu nasib di Semarang dengan berdagang keliling lunpia dari kampung ke kampung.

Pada tahun 1940, usaha makanan yang terbuat dari bahan rebung (bambu muda) ini diteruskan anaknya, Siem Gwan Sing. Siem lalu meneruskan estafet usaha keluarga ini dengan membuka sebuah kios lunpia di Jl Gang Lombok 11.

Ketika dia wafat pada tahun 1956, usahanya diteruskan tiga orang anaknya yaitu Siem Swie Kiem, Siem Swie Hie, dan Siem Hwa Nio. Namun hanya Siem Swie Kiem yang meneruskan kios lunpia di Gang Lombok milik bapaknya.

Dua anak lainnya membuka usaha serupa di tempat lain dengan maksud ingin mandiri. Siem Swie Hie membuka kios lunpia di Jl Pemuda dan Siem Hwa Nio di Jl Kampung Baris 501 Mataram.

Walau sampai kini ketiga kios ini masih bertahan, tinggal Swie Hie atau Purnomo Usodo (70) seorang yang masih hidup. Dia adalah satu-satunya generasi ketiga perintis lunpia Semarang yang hingga kini setia meneruskan usaha tradisi keluarga.

Menurut Purnomo, pedagang lunpia yang tersebar luas di kawasan Jl Mt Haryono dan Jl Pandanaran, pada mulanya adalah para karyawannya. "Setelah dirasa mampu, saya dorong mereka untuk membuka usaha sendiri," katanya.

Untuk menghindari pencantuman nama tanpa ijin pada kios lunpia miliknya, pada tahun 1996 dia mendaftarkan hak paten usahanya dengan nama "Lunpia Semarang Gang Lombok."

Cita Rasa

Kios ini setiap harinya buka pukul 08.00-17.00. Dalam kios berukuran 3x5 meter ini, Purnomo selalu ditemani dua pegawainya yang setia membantunya sejak kali pertama ia berjualan, Djafar (50) dan Suparman (50). Selain mereka, ada tiga orang pegawai lain di rumahnya yang bertugas meracik isi lunpia.

Keistimewaan lunpia Gang Lombok yang gurih terletak pada isinya. Sebelum digoreng dengan dilapisi kulit, rebung terlebih dulu dicampur ikan pihi, telur, dan udang. Cita rasa gurih berasal dari ikan pihi. "Inilah yang membuat lunpia di sini gurih dan tidak amis seperti di tempat lain," ungkapnya.

Racikan yang berbeda ini membuat lunpia di sini lebih mahal dibanding tempat lain. Untuk setiap porsinya, lunpia basah maupun goreng dijual seharga Rp 9 ribu. Sedangkan harga lunpia di kios-kios lain seperti di Jl Mataram dan Jl Pandanaran yaitu Rp 5 ribu-Rp 7 ribu per porsi.

Namun harga yang terhitung lebih mahal dibanding kios-kios serupa ini tak mengurangi minat para pelanggannya. "Meski mahal, rasanya lebih spesial dibanding tempat lain," kata seorang pembeli Dita (25), "selain racikan rebungnya gurih, campuran telur dan udangnya tidak berbau amis."

Menurut Purnomo, kiosnya selalu ramai pengunjung di masa liburan Lebaran atau Tahun Baru. “Jika hari biasa menjual 400-500 lunpia sehari, pada masa liburan saya mampu menjual hingga 1.500 lunpia sehari,” katanya.

Dia mengatakan, pada masa liburan, banyak pengunjung yang berasal dari luar kota seperti Jakarta dan Surabaya. Bahkan, katanya, ada pelanggan lamanya yang sedang tinggal di Singapura dan Jerman, selalu membeli lunpia miliknya ketika sedang pulang ke Semarang.

Meski dari hasil berdagang lunpia selama 56 tahun ini membuatnya berhasil menyekolahkan anaknya hingga universitas, dia tidak sombong. Hingga kini, Purnomo masih tetap melayani sendiri pelanggannya.

Kesuksesan ini, katanya, tak lepas dari peran Jwa Dayu dan Siem Gwan Sing. “Mereka pasti bangga, usaha lunpia yang mereka rintis, kini menjadi makanan khas kebanggan warga Semarang," ujarnya.

1 komentar:

  1. Wah memang lunpia gang lombok terkenal yach...sampai-sampai saat ada teman luar kota yang datang, selalu mereka titip beli lunpia ini. karena selain enak dan mantap harganyapun cukup terjangkau. mudah2n sampe terdengar ke mancanegara! Amin!

    BalasHapus