19 Oktober 2008

Pasar Johar Mulai Ramai

BERITA
Semarang, 7 Oktober 2008
Pasar Johar Mulai Ramai
*Harga Daging Masih Tinggi
Oleh Anindityo Wicaksono


MEMASUKI H+6 Lebaran, Selasa (7/10), di Pasar Johar Semarang mulai terlihat ramai. Setelah sempat sepi akibat ditinggalkan para pedagangnya pulang kampung, transaksi perdagangan di pasar induk Kota Semarang ini berangsur normal. Para pedagang mulai menempati los-los pasar.

Kusminah (48), salah seorang pedagang, kemarin, mengatakan, meski ada sejumlah pedagang yang belum berjualan, keramaian pembeli mulai terlihat normal seperti hari biasa.

Pantauan di lapangan, harga-harga kebutuhan yang naik selama Ramadan, belum turun. Namun ada juga yang mengalami penurunan cukup signifikan dibanding ketika Lebaran. Harga kelapa parut misalnya, dari Rp 7.500 per kg selama Ramadan, kini turun jadi Rp 5.000 per kg.

Jumini (45), pedagang daging, mengatakan, untuk daging ayam dan sapi, harganya masih tinggi, sama ketika Lebaran. Harga ayam utuh Rp 25 ribu per kg, sedang ayam potong Rp 35 ribu per ekor. Harga daging sapi, lanjutnya, juga belum turun sejak mengalami kenaikan saat menjelang Lebaran. Masih Rp 60 ribu per kg.

Kurang Pasokan

Lonjakan harga ini, katanya, akibat jumlah pasokan daging dari peternak yang memang berkurang sejak Ramadan. "Jumlahnya berkurang hingga 30 persen dibanding biasanya," ujarnya.

Dikatakannya, pascakenaikan harga, banyak pedagang daging seperti dirinya yang merugi. "Total nilai kerugian saya, terhitung sejak Ramadan, mencapai sekitar Rp 1,5 juta. Omzet pembelian terus menurun akibat melemahnya daya beli masyarakat yang tak sanggup mengikuti kenaikan harga," tuturnya.

Aminah (37), seorang pembeli, mengeluhkan tingginya harga daging. "Kalau selama Ramadan hingga hari raya harga daging melambung tinggi, saya lumrah," sambatnya, "tapi kalau sudah seminggu pasca-Lebaran belum juga turun, tentunya memberatkan pembeli," kata warga Jagalan Semarang ini.

Dia meminta pemerintah supaya menindaklanjuti kondisi ini. "Jangan sampai kurangnya pasokan daging dari peternak membuat harga di pasar menjadi tak terkendali. Pembeli dan pedagang kecil yang jadi korbannya," pungkasnya.

0 komentar:

Posting Komentar