11 Februari 2009

Kronologi Perkembangan Pers Lokal di Solo

JURNALISME
Semarang, 11 Februari 2009
Kronologi Perkembangan Pers Lokal di Solo
Oleh Anindityo Wicaksono

Monumen Pers Surakarta
(Sumber gambar: http://www.panoramio.com)

TAK salah jika Kota Solo disebut-sebut menempati posisi sangat unik sekaligus istimewa dalam kehidupan pers Indonesia. Denyut nadi pers di kota kecil tersebut pada pertengahan abad XIX ternyata jauh lebih maju dibandingkan kota-kota lain di Indonesia. Bahkan, pujangga Jawa termasyhur, Ronggowarsito (1802–1873), adalah mantan wartawan di Solo, tepatnya Pemimpin Redaksi surat kabar mingguan berbahasa Jawa, Bromartani (1855-1856).

Sebuah penelitian menyebutkan, antara 1855-2006, lebih dari 110 koran sudah pernah terbit di Solo (Mulyanto Utomo, 2007). Bahkan, tak hanya tercatat sebagai kota pertama di Indonesia yang mempunyai surat kabar “pribumi”, tetapi juga di Solo, tahun 1946, di tengah perang kemerdekaan, PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) dilahirkan.

Yang lebih membuat kota ini unik, ternyata selain mencatat prestasi, Solo jugalah kota yang menyandang julukan sebagai “tempat kuburan koran”. Dinamika yang begitu hidup ini membuat saya tak tahan untuk tak menguraikan data kronologi perkembangan pers lokal Solo yang saya temukan di salah satu buku terbitan Harian SOLOPOS dalam masa perayaan 1o tahun berdirinya SOLOPOS. Selamat membaca!

1. Bromartani (1855-1856)
Bermula Johannes Portier di Kampung Mondokan Banjarsari Solo mendatangkan satu unit percetakan lengkap, kemudian Harteveldt mendirikan suatu kongsi yang dinamakan Harteveldt & Co. Atas persetujuan Sunan Pakubuwono VII, Harteveldt & Co dapat terlaksana menerbitkan surat kabar mingguan umum dengan nama Bromartani, yang terbit tiap hari Kamis, dengan bahasa dan aksara Jawa. Mulai terbit bulan Maret.

Pada hari Kamis tanggal 29 Maret 1885, Bromartini edisi 1 terbit, sekalipun sebelumnya sudah beredar pula. Surat kabar ini sudah membuka diri untuk iklan. Surat kabar ini sudah berkantor di Kampung Kebonan Belakang Sriwedari.

Johannes Portier bertanggungjawab atas penerbitan dan isi surat kabar tersebut. Merupakan surat kabar untuk pribumi pertama, ditulis dalam huruf Jawa. Hanya berumur satu tahun karena terkena delik pers. Salah seorang anggota redaksi adalah Ronggowarsito. Surat kabar ini didirikan orang Belanda. Nomor terakhir 20 Maret 1856.

2. De Nieuwe Vorstenlanden (1858)
Pada 15 Januari 1858 firma Johannes Portier & Co di Solo menerbitkan majalah Bahasa Belanda dengan nama De Vorstenlanden. Karena pailit perusahaan ini sempat dibeli beberapa pengusaha salah sorang Vogel van de Heyde & Co, surat kabar ini lantas diganti nama De Nieuwe Sukartasche Courant dengan pimpinan T.H. Reoland Landouw.

Kemudian pada 1883 dijadikan harian dan namanya diganti De Nieuwe Vorstenlanden, dengan pimpinan redaksi T.H. Roeland Landouw. Harian ini pernah menjadi surat kabar harian yang paling besar di seluruh Jawa Tengah. Pada 8 Januari 1938 pernah mengadakan peringatan 80 tahun usianya. Tetapi empat tahun berikutnya berhenti terbit menjelang Jepang masuk Kota Solo.

3. Bromartani (dari Djurumartani-Semarang 1858) (1870-1932)
Sesudah sembilan tahun tidak ada penerbitan di Solo, atas usaha De Groot-Kolf & Co di Semarang dapat menerbitkan surat kabar untuk daerah Solo dengan nama Djurumartani dengan bahasa dan aksara Jawa. Redakturnya C.F. Winter Jr. juru bahasa di keraton Solo.

Mulanya Djurumartani yang terbit di Semarang dari kelompok surat kabar De Locomotif yang dimiliki pengusaha Belanda. Kemudian terkena delik pers, akhirnya pindah ke Solo dan atas anjuran Paku Buwana IX berganti nama menjadi Bromartani. Memiliki usia cukup panjang hingga 1932.

4. Jawa Kandha (1891-1919)
Diterbitkan oleh Percetakan dan Penerbitan Albert Rusche & Co di Solo dengan Bahasa Jawa dan Melayu. Terbit tiap seminggu dua kali pada hari Selasa dan Jumat. Redakturnya F.L. Winter. Nomor pertama terbit pada hari Selasa Pahing tanggal 28 April 1891. Surat kabar ini berbahasa Jawa dan dimiliki orang Belanda.

5. Jawi Hiswara (1891-1919)
Penerbit yang sama dalam tahun ini menerbitkan juga surat kabar berbahasa Jawa dan Melayu dengan nama Jawi Hiswara, terbit tiga kali seminggu pada hari Selasa, Rabu, dan Jumat. Tiap minggu sekali diberi lampiran yang diberi nama Cakrawarti dengan aksara dan bahasa Jawa bergambar, empat halaman ukuran buku. S

alah seorang pengikut Raden Ronggowarsito bernama Suwardi yang lebih dikenal sebagai Ki Padmosusastro setelah pulang kembali ke Solo dari Belanda pada tahun 1891 membantu redaksi Jawi Kandha dan Jawi Hiswara.

Banyak memuat laporan perjalanan dan pengalaman Ki Padmosusastro di negeri Belanda. Karena kesibukan Ki Padmosusastro, tahun 1900 Raden Dirdjoatmodjo menggantikan menjadi redaktur Jawi Kandha, Jawi Hiswara, dan Cakrawarti. Pada tahun 1902 resmi menjadi pimpinan redaksi surat kabar tersebut.

Surat kabar ini diterbitkan Albert Rusche & Co, awalnya berkantor di Kampung Musen, lalu pindah ke sebelah selatan loji Karesidenan yang sekarang menjadi gedung Balai Kotapraja Surakarta, kemudian pindah lagi ke Kampung Loji-warung yang sekarang menjadi kantor Jawatan Sosial.

Tiga surat kabar ini berhenti terbit 1919, akan tetapi surat kabar tersebut besar sekali jasanya terhadap masyarakat Jawa khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya untuk membimbing penerbitan ke arah kemajuan dan kebebasan berpikir, pun juga di dalam pekembangan dunia persuratkabaran swasta nasional. Selanjutnya Raden Martodarsono menerbitkan majalah bahasa dan aksara Jawa dengan nama Sesuluh dan Pancajannya.

Juga percetakan Sie Dhian Hoo di Pasar Besar Solo juga menerbitkan bulanan ukuran buku dengan bahasa dan aksara Jawa diberi nama Cakrawala, memuat cerita-cerita dari luar negeri disalin ke dalam bahasa dan aksara Jawa.

6. Sasadara (1900)
Diterbitkan Paheman Radya Pustaka, suatu badan resmi pemerintah Keraton Kasunanan Surakarta yang berkantor di Museum Sriwedari Solo. Merupakan majalah bulanan dengan bahasa dan aksara Jawa terbit tiap tanggal 15 bulan purnama, dengan diberi nama Sasadara. Ki Padmosusastro menjabat sebagai Pemimpin Redaksi.

Nomor pertama terbit hari Rebo Wage tanggal 15 bulan Jumadilakhir tahun 1830 windu sancaya atau 10 Oktober 1900 M, dicetak di Vogel van der Heyde & Co di Solo. Majalah ini banyak menampung serba serbi ilmu pengetahuan.

7. Candrakanta (1901-1903)
Merupakan majalah bulanan ukuran buku, dengan aksara dan bahasa Jawa yang juga diterbitkan Paheman Radya Pustaka yang khusus berisi pengetahuan modern. Ki Padmosusastro juga menjadi pemimpin redaksinya. Majalah ini terbit edisi perdana 20 Juni 1901 dicetak di Albert Rusche & Co di Surakarta dan dapat hidup sampai akhir tahun 1903.

8. Ik Po (1904)
Merupakan surat kabar Tionghoa.

9. De Solo Post (1942)
Surat kabar berbahasa Belanda dengan Pemimpin Redaksi K Henk Abrams. Surat kabar ini terkenal namun terpaksa menghentikan penerbitannya menjelang datangnya balatentara Jepang di Kota Solo. Surat kabar ini milik Belanda.

10. De Niewe Vorsten Landen (1900-1919)
Pada periode 1900 dipimpin Vogel Van der Heyde. Selanjutnya pada periode 1919 dikendalikan oleh H Roeland Landauw.

11. Darmo Kandha (1913)
Diterbitkan Nieuwe Drukkerij di Warung Pelem yang sekarang menjadi poliklinik Tiong Hoa. Pemiliknya Tjo Tjoe Kwan, seorang letterzetter di percetakan Albert Rusche & Co. Belum dapat diketahui nomor bukti pertama terbit terbitan pertama. Sedang terbitan kedua dapat kita temukan di museum Jakarta.

Surat kabar Darma Kandha dengan bahasa dan aksara Jawa dan bahasa Melayu aksara latin. Terbit seminggu dua kali pada Senin dan Kamis. Nomor 1 tahun ke 1 terbit pada hari Senin Kliwon tanggal 4 Januari 1914. Surat kabar ini milik Tionghoa yang kelak dibeli Boedi Oetoemo (1920) dan pindah ke Kampung Kauman Carikan Jalan Secoyudan Solo.

12. Sarotama (1914)
Berkantor di Jagalan Kabangan, Lawiyan, Surakarta. Redaksi administrasi dipegang oleh Raden Sostrokornia dan penanggung jawab redaksi oleh Oemar Said Tjokroaminoto yang juga Pemimpin Umum SI. Marco Kartodikromo pernah menjadi pimpinan redaksi mingguan Sarotama sekitar 1919-1920. Media ini milik Syarikat Islam.

13. Tjoendhamanik (1914)
Surat kabar mingguan bahasa dan aksara Jawa yang diterbitkan Perkumpulan Kaum Buruh dan Tani yang pimpinan redaksinya Djoyosantosa.

14. Taman Perwarta (1914)
Milik Tionghoa

15. Pradja Surakarta (1914)

16. Doenia Bergerak (1914)
Merupakan surat kabar yang dirintis dari pendirian IJB oleh Dr Tjipto Mangunkusumo dan Mas Marco. Kelak Guntur bergabung dengan media ini.

17. Guntur (1915)
Mingguan yang dipimpin oleh Darnokusumo yang kelak menggabungkan diri dengan Doenia Bergerak dan namanya menjadi Guntur Bergerak.

18. Medan Bergerak (1916)

19. Kumandang Jawi (1916)

20. Medan Muslimin (1916)
Surat kabar bulanan bahasa Jawa dan Melayu dipimpin dan diterbitkan H Misbach di Kauman Solo dengan pembantu utamanya Sastrosiswoyo dan pembantu-pembantu tetap Marco Kartodikromo redaktur Doenia Bergerak, Raden Sosrokornia redaksi administrasi Sarotama, Mas Ngabehi Sastrosadargo dari Jawi Kondho. Media ini merupakan suatu bentuk kerja sama surat kabar-surat kabar yang menjadi kebanggaan pada waktu itu.

Pada pertengahan tahun 1916 Medan Muslimin menerbitkan buku bahasa dan aksara Jawa dengan nama Hidayatul Awam, pedoman Islam untuk para kaum muslimin sebagai sisipan untuk para pembaca setia. Medan Muslimin terbit tiap tanggal 15. Nomor pertama tahun 1 terbit pada tanggal 15 Januari 1916. Medan Muslimin membawakan suara-suara revolusioner dari SI Merah, akibatnya Haji Misbach pada tahun 1925dihukum buang ke Boven Digul. Diasuh oleh KH Misbach dan H Fachrudin.

21. Islam Bergerak (1917)
Surat kabar dengan sebagian aksara dan bahasa Jawa dan sebagian aksara latin bahasa Jawa. Nomor 1 tahun I terbit di Surakarta pada hari Senin Legi tanggal 1 Januari 1917. Terbit tiga kali sebulan dengan redaktur Djoyodikromo, Tohir dan Kusen. Surat kabar Islam Bergerak juga membawakan suara-suara revolusioner.

22. Penggoegah (1919)
Surat kabar mingguan berbahasa dan Aksara Jawa. Redaksi dan penanggung jawab Dokter Tjipto Mangunkusumo.

23. Darmo Kondho (1920)
Berhaluan Nasional, terbit Rabu dan Sabtu. Redaktur Raden Mas Soleman. Pada tahun 1935 menjadi Pewarta Oemoem. Sementara Darmo Kondho bahasa Jawa disebut Pustaka Warti.

24. Wiwara Raya (1920)

25. Kumandhang Theosofie (1921)
Didirikan oleh perkumpulan theosofie Cabang Solo dalam bentuk buku biasa, bahasa aksara Jawa, dan terbit bulanan. Redaksi oleh RM Partowiroyo, administrasi R. Ng. Hartokretarto. Sebagaimana dengan bulanan lain (Mahabharata dan Babad Serang) dapat hidup sampai balatentara Jepang masuk di Solo.

26. Pustaka Jawi (1922)

27. Mardi Siwi (1922)
Bulanan bahasa Jawa aksara latin untuk pendidikan para pelajar dan para muda-mudi. Diasuh oleh staf redaksi Literair Paedagogishce Club dengan alamat Sunaryo di Mangkunagaran dan administrasi S Sastroatmodjo di Badran Solo. Bulanan ini dapat hidup subur dan lama, sampai akhir pemerintahan kolonial Hindia Belanda.

28. Al Islam (1923)
Milik Muhammadiyah Solo

29. Bintang Islam (1923)

30. Mambangul Ngulum (1923)

31. Darah Mangkunagaran (1923)

32. Narpo Wandoyo (1923)

33. Janget Kinatelon (1925)

34. Gentha Kekeleng (1925)

35. Mawa (1925)
Milik kalangan radikal

36. Wara Susila (1925)
AB Siti Syamsiyah menerbitkan majalah bahasa dan aksara Jawa bentuk buku ukuran umum yang mengutamakan kepentingan wanita Islam, dengan pemuka redaksi S. Hadiwiyoto, staf redaksi: 1. Sukati, 2. Sukarni, 3. Suparmini, 4. Wadining, 5. Sumartinah Danusubroto. Juga menerbitkan majalah bahasa Jawa dengan nama Pusaka.

37. Suara Aisyiah (1925)
Berbarengan dengan itu (Pusaka dan Wara Susila, peneliti) atas kerja sama dengan Muhammadiyah, AB. Siti Syamsiyah menerbitkan Suara Aisyiah dengan bahasa Jawa aksara latin.

38. Jawa Tengah (1926)
Terbit bulanan berbahasa Indonesia oleh percetakan Ang Sioe Tjing di Slompretan 4 Solo.

39. Mahabharata (1927)
Diterbitkan oleh Loge Theosofie Solo pada bulan Januari 1927 yang merupakan bulanan dan bahasa aksara Jawa. Diasuh oleh RM Partowiroyo. Sebagaimana dengan bulanan lain (Babad Serang dan Kumandhang Theosofie) dapat hidup sampai balatentara Jepang masuk di Solo.

40. Kawi (1928)

41. Djanget (1928-1929)
Merupakan mingguan bahasa Jawa yang radikal dan berani menghadapi peraturan pemerintah kolonial Hindia Belanda. Setelah peristiwa atas tulisan Suprapto, tidak lama mingguan Djanget terpaksa berhenti terbit.

42. Darul Ulum (1928)
Diterbitkan oleh pedagang buku dan batik AB. Siti Syamsiyah sebagai anggota Muhammadiyah Solo yang berjasa dalam menerbitkan buku dan majalah keislaman. Merupakan media bulanan yang mulai terbit 25 Januari 1928 dengan moto ‘majalah islamiyah yang menjadi sumbernya sekalian ilmu atau pengajaran dan pergerakan Islam seluruh dunia’.

43. Cakrawarti (1919)
Berkaitan dengan Jawa Kandha-Hiswara yang diterbitkan oleh Radya Pustaka.

44. Woro (?)
Media ini diusahakan sendiri oleh Ki Padmosusastro; merupakan majalah bulanan bahasa dan aksara Jawa, yang memuat kesusasteraan, pedoman-pedoman hidup, pengetahuan umum, piwulang, dan lain-lainnya.

45. Timbul (1931)
Merupakan berkala bahasa Indonesia yang diasuh Dr. Radjiman Widyodiningrat dan Mr. Singgih. Selain memuat tulisan bersifat pengetahuan dan kebudayaan, juga mengetengahkan tulisan-tulisan yang membakar semangat jiwa pergerakkan kebangsaan yang waktu itu banyak pemimpin pergerakan kebangsaan yang ditangkapi dan dihukum pemerintah kolonial.

46. Risalah Islam (1931)
AB. Siti Syamsiyah menerbitkan Risalah Islam merupakan bulanan dengan bahasa dan aksara Jawa. Pimpinan redaksi Samsu Hadiwiyoto.

47. Pustaka Surakarta (?)
Diterbitkan bersamaan dengan Risalah Islam oleh AB. Siti Syamsiyah. Merupakan majalah bulanan terbit sepuluh hari sekali yang berisi Qur’an Jawen dan tafsir hadis.

48. Purnama (?)
Juga terbitan AB. Siti Syamsiyah yang berisi roman picisan. Terbit bersamaan dengan Risalah Islam dan Pustaka Surakarta.

49. Sadya Tama (1931)

50. Jagad (1931)

51. Hudaya (1931)
Dokumentasinya terdapat di perpustakaan Mangkunegaran.

52. Api Rakyat (1932-1933)
Diusahakan oleh Pendidikan Nasional Indonesia (PNI) cabang Surakarta yang merupakan mingguan bahasa Jawa aksara latin yang diasuh oleh Samino. Hanya berusia satu tahun.

53. Adil (1932)
Diusahakan Muhammadiyah di Solo terbit harian berbahasa Indonesia. Nomor 1 terbit pada 1 Oktober 1932 diasuh Syamsudin Sutan Makmur dan Suyitno. Selain isi berita-berita umum dan ajaran agama Islam, juga sebagai terompet pergerakan kebangsaan dan perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Perjalanan Adil mengalami suka-duka pasang surut akan tetapi terus hidup sampai mencapai usia lima puluh tahun lebih (sumber rujukan ini ditulis tahun 1985, peneliti). Adil pernah berhenti terbit, pernah menjadi bulanan, tengah bulanan, mingguan, dan juga pernah terbit stensilan. Milik Muhammadiyah.

54. Aksi (1933)
Berkaitan dengan Adil.

55. Pepadanging Jagad (1934)
Terbit bulan Oktober 1934 bulanan aksara bahasa Jawa diasuh oleh R.Ng. Sastrosadargo dan R.Ng. Djiwopradoto. Bulanan ini tidak dapat berusia panjang.

56. Suara Kesehatan (1934)
Merupakan bulanan bahasa Indonesia yang terbit Oktober 1934 oleh penerbitaKristen Uitgever Maatschappij ‘Tradju Budi’. Tujuan bulanan ini dengan tujuan tertentu yang ternyata dapat hidup subur dan lama sampai menjelang pendudukan balatentara Jepang.

57. Darmo Woro (1934)
Bulanan bahasa Jawa diterbitkan pemerintah Mangkunegaran untuk kepentingan pemerintahannya. Diasuh oleh R.M. Notosuroto. Nomor 1 diterbitkan pada November 1934. Namun tidak terbit lama, karena R.M. Notosuroto kemudian ke Belanda dan menerbitkan Opgang atau Udaya di negeri Belanda.

58. Sikap (1934)
Berkaitan dengan penerbit Darmo Woro.

59. Bedug (1934)
Pada bulan November atas usaha kaum buruh di Klaten menerbitkan tengah bulanan bahasa Jawa-Dipa, untuk membimbing kaum buruh menuju kesadaran pergerakan kebangsaan. Suaranya keras, maka berkali-kali mendapat peringatan dari yang berwajib, dan juga pernah kena persdelict yang berakibat ditutupnya media ini.

60. Rahayu (1934)
Terbit bulan Juli 1934 merupakan bulanan bahasa aksara Jawa berisi pengetahuan tentang kesempurnaan hidup, kesusasteraan, kesusilaan, dan kebudayaan Jawa pada umumnya. Diasuh R.M.Ng. Dutodilogo dengan alamat redaksi dan administrasi di Tamtaman Baluwarti Solo.

61. Pedalangan (1935)
Untuk memenuhi kebutuhan para siswa dalang di “Pasinaon Dalang Surakarta” yang menempati sebelah timur gedung Museum Radya Pustaka Sriwedari Surakarta, dan bagi para dalang pada umumnya. Didirikan oleh R.M.Ng. Dutodilogo. Terbit pertama 15 Juli 1935. Pada Januari 1941 digabung menjadi satu dengan Rahayu dan berhenti tebit menjelang akhir pemerintahan kolonial Hindia Belanda.

62. Bangun(1935)
Majalah bahasa Indonesia dan Belanda diterbitkan Intelectueelen Club di Solo yang diketuai Mr. Wongsonagoro.

63. Mahabharata Kawedar (1936)
Muncul Januari 1936 oleh R.M. Sutarto Hadjowahono di Timuran Solo. Merupakan bulanan bahasa Jawa aksara latin dalam bentuk buku biasa. Isi khusus mengenai cerita wayang dari Mahabharata dengan tafsiran dan keterangannya.

Karena sangat laku, maka kemudian disusul dan berbarengan terbitnya bulanan Mahabharata Kawedar bahasa Jawa dan bahasa Indonesia. Pada masa Jepang, majalah ini berhenti terbit dan sesudah kemerdekaan Indonesia, Oktober 1950 diterbitkan lagi lanjutannya. Akhirnya berhenti terbit pada 1956.

64. Pancara Siddhi (1937)

65. Nusantara (1937)

66. Babad Serang (1938-1942)
Diterbitkan oleh Loge Theosofie dalam bentuk bulanan bahasa Jawa. Sebagaimana dengan bulanan lain (Mahabharata dan Kumandhang Theosofie) dapat hidup sampai balatentara Jepang masuk di Solo.

67. Kabar Paprentahan (1938)
Milik Keraton Kasunanan Surakarta.

68. Pawarti Surakarta (1938)

69. Pusaka Indonesia (1939)
Media ini terbit 25 Oktober 1939 dan merupakan majalah bergambar bahasa Indonesia yang memuat tentang perekonomian, kesusasteraan, dan lain-lain.

70. Ratna Dumilah (1939)
Pada bulan itu juga terbit majalah bahasa Jawa aksara latin dengan nama Ratna Dumilah yang memuat khusus tentang kewanitaan. Kedua majalah tersebut dapat hidup sampai akhir pemerintahan kolonial Hindia Belanda.

71. Sarawedi (1941)
Terbit 25 Oktober 1941 bulanan yang mementingkan kesusasteraan Jawa dengan aksara latin. Pengayoman K.G.P.A.A. Mangkunagoro VII dengan redaksi komisi R. Sutopo Hadisaputro dan kawan-kawannya sampai 1942.

72. Hidup (1942)

73. Hidayah Awam (?)

74. Merah Putih (1945)
Pada Sabtu pahing 22 September 1945 waktu pagi hari beredarlah secara gelap surat kabar Merah Putih ke seluruh penjuru Kota Solo, disambut dengan sangat gembira waspada oleh segenap rakyat.

75. Indonesia Raya (1945)
Hari Senin Legi 1 Oktober 1945 dengan dicetak di percetakan Albert Rusche & Co pagi hari terbitlah surat kabar dengan nama Indonesia Raya. Pimpinan redaksi dipercayakan kepada Surono Wirohardjono, dibantu Subekti. Harian Indonesia Raya dapat terbit lancar dan terang-terangan diterbitkan oleh Barisan Pelopor dengan alamat Purbayan Solo.

76. Lasjkar (?)
Merupakan penggabungan Merah Putih dan Indonesia Raya di mana Surono Wirohardjono ditunjuk menjadi pimpinan redaksinya Lasjkar yang terbit pertama pada hari Sabtu Pahing 1 Desember 1945.

77. Pasific (?)
Harian Lasjkar yang oleh Subekti diserahkan kepada Markas Besar Barisan Banteng, namanya diubah jadi Pasific dengan pimpinan redaksi Imam Sutardjo. Tahun 1947 Surono setelah bebas dari tahanan kembali memimpin Pasific.

78. Suluh Tani (1947)
Terbit Februari 1947 dan pencetak Krishna Solo.

79. Warta Indonesia (1947)
Terbit nomor 22 tanggal 7 Juni 1947.

80. Guntur (1947)
Diterbitkan Masjumi.

81. Penggugah (1947)
Mingguan bahasa Jawa yang diedarkan ke pamong desa, seperti koran masuk desa, dengan pimpinan umum Darmosugondo dan pelaksana redaksi Suyadi. Mingguan ini berhenti terbit ketika serbuan Belanda ke II tahun 1948. Terbit pada masa pemerintahan residen Sudiro (Banteng).

82. Merdeka (1947)
Merupakan cabang Merdeka di Jakarta yang diterbitkan di Solo.

83. Revolusi Pemuda (?)
Terbit di sekitar media di atas.

84. Suara Pemuda (?)
Terbit di sekitar media di atas.

85. Udaya (1949-1950)
Merupakan bulanan yang diterbitkan pada bulan Mei tahun 1949 dengan alamat redaksi dan administrasi di Bromantakan 41 Solo. Bulanan ini hanya dapat bertahan sampai usia satu tahun. Merupakan kelanjutan dari Opgang atau Udaya yang diterbitkanRM Notosuroto berbahasa Belanda dan Indonesia. Pada tahun 1950 terbit lagi dan 1956 berhenti.

86. Boelan Sabit (?)
Dimiliki Gerakan Pemuda Islam (GPI) Solo.

87. Yudha (?)
Milik Hisbullah.

88. Dwi Warna (1950-1957)

89. Gelora Berdikari (1960)
Surat kabar ini memiliki moto: Melaksanakan Ampera berdasarkan Pancasila. Mulai terbit 28 Oktober 1960. Penerbit Jajasan Kesejahteraan Nasional, Sala.

90. Berita Ekonomi (1962)
Surat kabar ini memiliki moto: Pembawa Suara Pedagang dan Pengusaha Rakyat non Partai. Mulai terbit 21 Agustus 1962. Penerbit CV. Bericko Press, JL. Ngebrusan 7 Solo. Pimred: Soerowijono.

91. Patria (1965)
Alamat di jalan Pasar Kliwon 180 Solo. Penanggung jawab Budiman S. Hartojo dan Pimpinan Redaksi R. Soengkar.

92. Adil (1968)
Surat kabar milik kalangan Muhammadiyah ini memiliki moto: Mengemban Amanat Tuhan dan Rakjat. Mulai terbit 1 Oktober 1932, PT. Adil Sala, Jl. Slamet Riyadi 90 Solo. PU H. Soerono

93. Bharata (1968)
Surat kabar ini bermoto: Manudju pengamanan masjarakat tata tentrem karta raharja. Penerbit CV. Bhinneka Bharata Sala, mulai 1 Djuli 1969, Jl. Dr. Muwardi 45, Solo. Pimpinan Nj. Beny Notosubioso.

94. Andika (?)

95. Dharma Kandha (1969)
Memiliki moto: Muljo Kondang Kusumaning Bawana. Mulai terbit 22 Oktober 1969. Penerbit Jajasan Dharma Pantjasila Solo, di jl. Yosodipuro 38 Solo.

96. Solo Minggu (1970)
Mingguan Independen yang mulai terbit 1 April 1970. Penerbit CV. Manggarsari Press Jl. Marconi 22 Solo.

97. Warta Niaga (1970)
Memiliki moto: Menuju Masyarakat Adil dan Makmur berdasarkan Pantjasila. Mulai terbit 10 November 1970. Penerbit Biro Penerbit dan Perpustakaan JPN Kertanegaran Jl. Kartotijasan 17/228 Solo.

98. Kentjana (1971)
Memiliki moto: Mengisi generasi dengan moral Pantjasila. Mulai terbit 1 Februari 1971, Penerbit Rilan Jl. Mangkubumen Wetan gg. III RT. 22 Solo.

99. Dharma Nyata (1971)
Pendiri Yayasan Dharma Nyata. Mulai terbit 1 Juni 1971. PU: W. Wandawa, PR: N. Sakdani, PP: W. Wandawa. Alamat Wirengan 20 Solo.

100. Perikesit (1972)
Penerbit Yayasan Perikesit. Mulai terbit 29 November 1972. PU/PR: Soemardi, PP: Maktal Suprapto. Alamat Sidomulyo 30 B Solo.

101. Suara Bengawan (1986)
Mulai terbit 16 Juni 1986 dan pada tahun 1988 sempat berhenti terbit 1988. Pada tahun 1991 terbit lagi dan tidak lama akhirnya juga tutup sampai sekarang.

102. Medium (1989-1997)

103. Jawa Anyar (?-1997)

104. SOLOPOS (1997- sekarang)

105. Pos Kita (1998)
Berubah menjadi Bengawan Pos, kemudian tutup.

106. Bengawan Pos (Idem)

107. The Surakarta Post (2004)
Terbit di Karanganyar pada tahun 2004 – tutup.

108. Radar Solo (2000)
Merupakan sisipan di Harian Jawa Pos.

109. Radar Nusantara (2005)
Terbit mingguan

110. Trisula (2006)
Terbit mingguan.

* * *
(Disarikan dari buku SOLOPOS, Satu Dasawarsa Meningkatkan Dinamika Masyarakat. Surakarta: HU SOLOPOS, 2007)

SUMBER
:
Tesis: Antoni, "Pers Lokal di Surakarta. Analisis Wacana Konstruksi Sosial atas Realitas Sosial Surakarta dalam Praktik Pers Lokal pada Harian SOLOPOS."

Data diolah dari berbagai sumber (Shiraishi, Probodiharjdo, Surjomiharjo, Riyanto dokumentasi Perpustakaan Mangkunegaran, Perpustakaan Keraton Kasunan, Monumen Pers Nasional) ditambah pengamatan peneliti.

0 komentar:

Posting Komentar