22 Maret 2009

Mantan Dosen yang Bersahaja Itu

SKETSA
Semarang, 22 Maret 2009
Mantan Dosen yang Bersahaja Itu
(Sumber: iwansams@gmail.com)
MAHMOUD Ahmadinejad, dalam sebuah sesi wawancara di TV Fox (AS) ditanyakan perihal kehidupan pribadinya: "Saat anda melihat di cermin setiap pagi, apa yang anda katakan pada diri anda?"

"Saya melihat orang di cermin itu dan mengatakan padanya: 'Ingat, kau tak lebih dari seorang pelayan, hari di depanmu penuh dengan tanggung jawab yang berat, yaitu melayani bangsa Iran,'" ujar mantan dosen Tehran University of Science and Technology itu.

Berikut adalah gambaran kebersahajaan Ahmadinejad, seorang Presiden Iran, yang membuat banyak orang ternganga tak percaya:

1. Saat pertama kali menduduki kantor kepresidenan, dia menyumbangkan seluruh karpet Istana Iran yang sangat tinggi nilainya itu kepada masjid-masjid di Teheran dan menggantikannya dengan karpet biasa yang mudah dibersihkan.

2. Ketika mengamati bahwa ada ruangan yang sangat besar untuk menerima dan menghormati tamu VIP, ia memerintahkan untuk menutup ruang tersebut dan menanyakan pada protokoler untuk menggantinya dengan ruangan biasa dengan dua kursi kayu. Alasannya, meski sederhana tetap dapat terlihat impresif.

3. Di banyak kesempatan ia bercengkerama dengan petugas kebersihan di sekitar rumah dan kantor kepresidenannya.

4. Di bawah kepemimpinannya, saat meminta para menterinya untuk datang kepadanya, ia memberikan mereka masing-masing sebuah dokumen yang ditandatangani yang berisikan arahan-arahan darinya. Arahan tersebut terutama sekali menekankan para menterinya untuk tetap hidup sederhana. Disebutkan juga, rekening pribadi maupun kerabat dekatnya akan diawasi. Sehingga pada saat menteri-menteri berakhir masa jabatannya, mereka dapat meninggalkan kantornya dengan kepala tegak.

5. Langkah pertama ketika menjabat presiden adalah mengumumkan kekayaan dan propertinya yang terdiri dari Peugeot 504 tahun 1977 dan sebuah rumah sederhana warisan ayahnya 40 tahun yang lalu di sebuah daerah kumuh di Teheran. Selain itu, rekening banknya bersaldo minimum, dan satu-satunya uang masuk adalah uang gaji bulanannya.

6. Gajinya sebagai dosen di sebuah universitas hanya senilai US$ 250.

7. Sebagai tambahan informasi, Ahmadinejad masih tinggal di rumahnya. Hanya itulah yang dimilikinya sebagai seorang presiden dari negara yang penting baik secara strategis, ekonomis, politis, belum lagi secara minyak dan pertahanan. Dia bahkan tidak mengambil gajinya, dengan alasan bahwa semua kesejahteraan adalah milik negara dan ia bertugas untuk menjaganya.

8. Satu hal yang membuat kagum staf kepresidenan adalah tas yg selalu dibawa sang presiden tiap hari selalu berisikan sarapan: roti isi atau roti keju yang disiapkan istrinya. Ia selalu memakannya dengan gembira. Ia juga menghentikan kebiasaan menyediakan makanan yang dikhususkan untuk presiden.

9. Hal lain yang ia ubah adalah kebijakan pesawat terbang kepresidenan. Dia mengubahnya menjadi pesawat kargo sehingga dapat menghemat pajak masyarakat dan untuk dirinya. Dia meminta terbang dengan pesawat terbang biasa dengan kelas ekonomi.

10. Ia kerap mengadakan rapat dengan menteri-menterinya untuk mendapatkan info tentang kegiatan dan efisiensi yang telah dilakukan. Ia juga memotong protokoler istana sehingga menteri-menterinya dapat masuk langsung ke ruangannya tanpa ada hambatan. Ia juga menghentikan kebiasaan upacara seremonial seperti karpet merah, sesi foto atau publikasi pribadi, dan hal-hal lain semacam itu saat mengunjungi berbagai tempat di negaranya.

11. Saat harus menginap di hotel, ia meminta diberikan kamar tanpa tempat tidur yang tidak terlalu besar karena ia tidak suka tidur di atas kasur, tetapi lebih suka tidur di lantai beralaskan karpet dan selimut. Apakah perilaku tersebut merendahkan posisi presiden? Tidak sama sekali.

Presiden Iran tidur di ruang tamu rumahnya sesudah lepas dari para pengawalnya yang selalu mengikuti kemanapun ia pergi. Menurut koran Wifaq, foto-foto yang diambil adiknya tersebut, kemudian dipublikasikan oleh media masa di seluruh dunia, termasuk Amerika.

12. Sepanjang sholat, anda dapat melihat bahwa ia tidak duduk di baris paling muka bila datang terlambat. Dia juga terbiasa antri makan dengan tertib bila hadir di sebuah pesta pernikahan.

13. Ketika suara azan berkumandang, ia langsung mengerjakan sholat dimanapun ia berada meskipun hanya beralaskan karpet biasa.

14. Ia juga tidak mau bersalaman dengan wanita yang bukan muhrimnya. Dia cukup menundukkan kepala dalam-dalam sebagai tanda rasa hormatnya seraya menjaga pandangannya.

Akankah nanti dari pemilu republik ini yang kabarnya diundur itu dapat hadir sesosok presiden amat bersahaja seperti itu? Bisa jadi. Tapi, ah, entah kapan....

0 komentar:

Posting Komentar