22 November 2008

Kesadaran PSK Mulai Tumbuh

BERITA
Semarang, 22 November 2008
Kesadaran PSK Mulai Tumbuh

Oleh Anindityo Wicaksono

(Sumber gambar: http://www.jawapos.com)

(ANTARA) - Kesadaran wanita pekerja seks komersial (PSK) di lokalisasi Sunan Kuning Semarang untuk mencegah penularan HIV/AIDS, mulai tumbuh. Terbukti, banyak di antara mereka yang rutin memeriksakan alat kesehatan reproduksi.

Koordinator Divisi Program Aksi Stop AIDS Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (ASA PKBI) Kota Semarang, Abrori Addahuri, mengatakan, para PSK ini juga banyak yang bersedia melakukan volunteer counseling and testing (VCT) HIV/AIDS, atau pendampingan oleh konselor di Griya ASA PKBI.

Berdasarkan data per 1 Januari 2007, sebanyak 348 orang PSK Sunan Kuning dari total 635 orang atau 54,8 persen, sudah sukarela rutin melakukan tes skrining (cek kesehatan daerah kewanitan) di Griya ASA PKBI.

Ia menambahkan, bahkan banyak PSK yang bersedia menyukseskan program penjangkauan ASA PKBI dengan menjadi pendidik sebaya (pair educated). Tugas mereka adalah mendampingi teman seprofesi untuk memberikan penyuluhan mengenai PMS, kesehatan reproduksi, dan HIV/AIDS.

"Program-program kami adalah penyuluhan penyakit menular seks (PMS), kesehatan reproduksi, penularan HIV/AIDS, dan melakukan pendampingan jika ditemukan ada yang positif HIV," katanya.

Dengan beragam pendekatan ini, katanya, diharapkan kelak timbul keinginan dari mereka sendiri untuk keluar dari lokalisasi dan tidak lagi menjadi PSK.

Dia mengatakan, ancaman terberat dalam penyebaran HIV/AIDS di lokalisasi, justru datang dari pelanggan. Kesadaran pemakai jasa untuk menggunakan kondom masih rendah.

"Pelanggan banyak yang enggan memakai kondom, meskipun dipaksa. Mereka kerap beralasan menggunakan kondom mengurangi kenikmatan hubungan intim" kata Abror.

Menurut dia, dalam kasus tersebut, para PSK tidak bisa disalahkan. Posisi tawar mereka rendah. "Sebagai pihak penyedia jasa, mereka membutuhkan uang dari pelanggan. Maka mereka mau saja melayani meski pelanggan menolak memakai kondom," katanya.

Penyebaran HIV/AIDS di Jateng makin mengkhawatirkan. Berdasarkan data di Dinas Kesehatan Jateng per 1 Januari 2007, provinsi ini menempati peringkat ketujuh dengan 514 kasus (290 AIDS, 86 AIDS/IDU, dan 138 meninggal).

Untuk Jateng, Kota Semarang menempati peringkat pertama dengan 123 kasus, diikuti Kabupaten Banyumas (119 kasus) dan Kabupaten Tegal (30 kasus).

1 komentar: